FITRIANI TRI RAHAYU

Guru di SMPN 2 Kejobong, Kabupaten Purbalingga, Provinsi Jawa Tengah...

Selengkapnya
Navigasi Web
KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN MEDIA GAMBAR BERANTAI (bagian 1)

KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN MEDIA GAMBAR BERANTAI (bagian 1)

#TantanganGurusiana hari ke-12

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA

MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERANTAI BAGI SISWA KELAS IXF SMP N I PENGADEGAN PADA SEMESTER GENAP

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sesuai dengan standar isi kurikulum, pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia meliputi empat keterampilan berbahasa. Pembelajaran tersebut meliputi kegiatan atau kemampuan menyimak atau mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Apabila pembelajaran dilakukan dengan mengaitkan keempat kegiatan tersebut maka kegiatan pembelajaran akan lebih terfokus. Misalnya dalam kegiatan pembelajaran sastra, apabila pembelajarannya dilakukan dengan mengaitkan keempat keterampilan berbahasa tersebut maka secara bertahap siswa akan memiliki kemampuan untuk mengapresiasi karya sastra, baik dari tingkat apresiasi yang paling rendah misalnya siswa hanya sekadar mampu memahami isi suatu karya sastra, sampai pada apresiasi yang paling tinggi yaitu siswa mampu menciptakan sendiri suatu karya sastra.

Menulis merupakan kegiatan yang paling kompleks dan produktif. Oleh karena itu, untuk keterampilan menulis, ketiga keterampilan di bawahnya haruslah saling mendukung. Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Dengan keterampilan itu, seseorang dapat mengungkapkan ide, pikiran, perasaan, dan kemampuannya kepada orang lain melalui tulisan. Akan tetapi, menulis menjadi pelajaran yang kurang disukai oleh siswa. Keterampilan menulis naskah drama merupakan salah satu keterampilan bidang apresiasi sastra yang mulai diajarkan di SMP. Melalui pembelajaran keterampilan tersebut, diharapkan siswa mampu menulis naskah drama dan menghasilkan karya yang baik. Namun, harapan tersebut belum tercapai dan mendapatkan banyak kendala.

Pembelajaran menulis naskah drama, memang tidak bisa dielakkan begitu saja. Standar isi menuntut siswa tidak hanya memahami atau membaca tetapi siswa dituntut untuk memproduksi atau mencipta naskah drama.Selama ini asumsi menulis naskah drama dimata sebagian siswa merupakan sebuah pelajaran yang sulit dibandingkan dengan bentuk karya sastra yang lain. Asumsi tersebut memang benar karena menulis naskah drama membutuhkan proses kreatif dan keterampilan menulis untuk dapat merangsang penonton maupun pemain. Hal tersebut membutuhkan proses kreatif dan membutuhkan ide cerita yang bagus jika naskah drama tersebut dipersiapkan untuk pementasan. Akan tetapi, dalam penulisannya lebih ditekankan pada aspek kebahasaannya.

Berdasarkan observasi yang dilakukan di kelas IXF SMP N 1 Pengadegan diperoleh informasi bahwa pembelajaran sastra di SMP N 1 Pengadegan selama ini belum sesuai dengan harapan. Terdapat beberapa kendala yang dihadapi guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Kendala yang dihadapi antara lain materi yang disampaikan hanya terbatas pada sumber buku yang ada di perpustakaan atau buku pegangan guru, dan Lembar Kerja Siswa (LKS). Khusus pembelajaran menulis naskah drama, untuk praktiknya tampak monoton tanpa adanya variasi strategi pembelajaran di kelas. Kurangnya motivasi serta tidak adanya model untuk dijadikan contoh bagi siswa-siswa yang sudah mempunyai minat menulis khususnya menulis naskah drama. Kurang tertariknya siswa untuk menulis naskah drama dan minimnya pengetahuan tentang bagaimana cara menulis naskah drama. Semua itu menimbulkan anggapan bahwa menulis naskah drama itu sulit untuk dapat mereka lakukan. Namun demikian, secara umum siswa SMP N 1 Pengadegan memiliki potensi untuk ditingkatkan kemampuan menulisnya, khususnya menulis naskah drama.

Pengajaran sastra, khususnya standar kompetensi menulis naskah drama terdapat dalam silabus mata pelajaran Bahasa Indonesia pada kelas IX semester genap. Selain itu, pembelajaran menulis naskah drama pada siswa kelas IX merupakan suatu keterampilan sastra yang memang harus dikuasai sebagai bekal untuk menghadapi ujian praktik jika naskah dramanya siap untuk dipentaskan, selain itu dapat juga naskah dramanya dipentaskan pada acara perpisahan kelas IX. Dengan kompetensi dasar “ menulis naskah drama berdasarkan peristiwa nyata” diharapkan siswa kelas IXF SMP N 1 Pengadegan dapat menguasai kemampuan menulis naskah drama secara formal sesuai dengan kompetensi dasar yang hendak dicapai.

Berdasarkan prasurvai, siswa kelas IXF SMP N 1 Pengadegan merupakan kelas yang memiliki nilai menulis rendah. Hal ini didasarkan pada nilai yang diperoleh siswa dari hasil tes menulis yang dilakukan guru. Pemberian nilai dilakukan dengan cara menugasi siswa membuat naskah drama kemudian guru menilai hasil tulisan siswa tersebut. Selain itu, partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran juga menjadi acuan dalam penilaian kemampuan menulis tersebut. Perilaku siswa menunjukkan bahwa keterampilan menulis mereka rendah. Hal tersebut terlihat saat guru memberi tugas menulis naskah drama. Banyak di antara mereka yang mengeluh dan tidak menginginkan tugas tersebut.

Pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas selalu diarahkan pada segi-segi teoretis sehingga tujuan utama kemampuan dalam menyimak, berbicara, membaca, dan menulis siswa tidak tercapai. Agar memaksimalkan kemampuan siswa dalam menyerap ilmu berupa lisan dan tulis serta mendapatkan informasi yang jelas dan akurat dibutuhkan sebuah media atau alat bantu pembelajaran. Media tersebut berupa audio (dengar), visual (pandang), maupun audio-visual (pandang-dengar). Media saat ini dianggap lebih cermat dan tepat sasaran atau komunikatif dalam menyampaikan informasi karena media bersifat sederhana, lugas dan menekankan informasi penting.

Melihat fakta di atas, selama pembelajaran menulis naskah drama di sekolah belum sepenuhnya optimal. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor dan hambatan dalam pembelajaran sastra di sekolah.Oleh karena itu, perlu adanya pemecahan masalah dari terhambatnya pembelajaran menulis naskah drama di sekolah agar tujuan dan manfaat pembelajaran sastra tercapai.

Penggunaan media pembelajaran sangat tergantung kepada tujuan pembelajaran, bahan pembelajaran, kemudahan memperoleh media yang diperlukan dalam proses belajar mengajar. Kegiatan belajar mengajar yang disertai dengan penggunaan media pembelajaran sangat membantu tahapan berpikir dan juga merangsang minat belajar siswa. Media pembelajaran mencakup media yang digunakan sebagai alat penampil antara lain buku, tape recorder, kaset, video, kamera, film, gambar, komputer dan sebagainya.

Salah satu media yang dipilih untuk menunjang prestasi belajar menulis naskah drama adalah menggunakan media gambar. Selain itu, upaya yang dapat segera dilakukan dan akan mendapatkan keuntungan ganda untuk melakukan perbaikan pembelajaran yaitu dengan melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Melalui penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan media gambar berantai,karena dengan menggunakan media gambar berantai siswa diharapkan akan tertarik dengan gambar tersebut sebab dapat memperjelas sajian abstrak dan mengatasi keterbatasan berpikir visual pada siswa.

Media gambar berantai dipilih oleh peneliti sebagai sarana pembelajaran agar siswa mudah dalam menulis naskah drama sesuai dengan gambar yang sudah urut dan saling terkait antar gambar satu dengan gambar lainnya. Seorang siswa ketika menulis naskah drama akan kesulitan mengutarakan apa yang ada di dalam pikirannya, karena siswa hanya mengangan-angan kata-kata dalam naskah drama tersebut tanpa langsung dituliskan sehingga ide untuk membuat naskah drama akan mudah hilang.

Kemampuan menulis naskah drama siswa SMP N 1 Pengadegan masih tergolong rendah, siswa sering tidak memperhatikan syarat-syarat naskah drama sehingga hasilnya tidak memuaskan. Dengan adanya media gambar berantai, siswa diharapkan mampu menuangkan idenya untuk menulis naskah drama sesuai dengan gambar berantai yang sudah urut dan saling terkait. Diharapkan proses pembelajaran menulis naskah drama akan efektif untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkarya, khususnya agar siswa lebih antusias menulis naskah drama. Kegiatan ini akan mendorong siswa untuk lebih aktif di kelas dalam pembelajaran menulis naskah drama serta dapat memberikan hasil belajar yang baik.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti mengambil judul “ Peningkatan Keterampilan Menulis Naskah Drama Melalui penggunaan Media Gambar Berantai bagi Siswa Kelas IXF SMP N 1 Pengadegan pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dikaji adalah bagaimanakah media gambar berantai dapat meningkatkan keterampilan menulis naskah drama bagi siswa kelas IXF SMP N 1 Pengadegan pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang akan dilakukan adalah meningkatkan keterampilan menulis naskah drama melalui penggunaan media gambar berantai bagi siswa kelas IXF SMP N 1 Pengadegan pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoretis dan praktis.

1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai sumbangan teoretis tentang peningkatan keterampilan menulis naskah drama melalui penggunaan media gambar berantai dan menjadikan media gambar berantai sebagai strategi alternatif dalam pembelajaran menulis naskah drama.

2. Manfaat Praktis

Secara Praktis, hasil penelitian ini akan bermanfaat sebagai berikut.

a. Bagi Siswa

Hasil penelitian ini diharapkan siswa lebih mudah dan cepat menemukan ide atau gagasan untuk menulis naskah drama dan meningkatkan kemampuan menulis naskah drama serta memberikan pengetahuan dasar mengenai menulis naskah drama.

b. Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi guru dalam pembelajaran menulis naskah drama, serta dapat dijadikan alternatif strategi dalam mengajar khususnya pengembangan pembelajaran menulis naskah drama.

c. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas siswanya yaitu dari segi kemampuan bersastra khususnya kemampuan menulis naskah drama sehingga dapat meningkatkan kualitas sekolah tersebut dengan menghasilkan siswa-siswa yang terampil menulis.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap bu...

20 May
Balas

Terima kasih Bu

21 May

Dengan metode chain writing ya bu

20 May
Balas

Gambarnya yg berantai bu....kemudian dibuat naskah drama secara urut berdasarkan gambar

21 May

Mantap

20 May
Balas

Terima kasih Bu

20 May



search

New Post